Psikologi pendidikan
|
Di susun
O
L
E
H
JUNAIDIN (09390014)
JURUSAN PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KE GURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
2012
Mengenali perilaku normal dan abnormal
Setiap anak akan melalui periode
masalah emosi dan tingkah laku. Biasanya pada masa TK sampai SD terjadi sekitar
5-6 masalah. Anak usia 6-8 tahun lebih banyak mengalami masalah dibandingkan
usia 9-12 tahun. Dan anak laki-laki lebih banyak dibandingkan anak perempuan.
Masalah pada anak tunggal dengan anak yang memiliki saudara ternyata jumlahnya
tidak jauh berbeda.
Meskipun umum terjadi, namun
kondisi ini tidak boleh dianggap sepele, karena keterlambatan atau salah
penanganan akan menimbulkan kesulitan yang lebih serius.
A. Perilaku normal pada anak
Menggambarkan ciri-ciri
tingkah laku yang norma atau sehat biasanya relatif agak sulit dibanding dengan
tingkah laku yang tidak normal. Ini disebabkan karena tingkah laku yang normal
seringkali kurang mendapatkan perhatian karen tingkah laku tersebut dianggap
wajar, sedangkan tingkah laku abnormal biasanya lebih mendapatkan perhatian
karena biasanya tidak wajar dan aneh (Siswanto, 2007 :24)
Pribadi yang
normal itu pada umumnya memiliki mental yang sehat, sedangkan pribadi yang
abnormal biasanya juga memiliki mental yang tidak sehat. Namun demikian, pada
hakekatnya konsep mengenai normalitas dan abnormalitas itu sangat samar-samar
batasnya. Sebab pola kebiasaan dan sikap hidup yang dirasakan normal oleh suatu
kelompok tertentu, bisa dianggap abnormal oleh kelompok lainnya. Akan tetapi
apabila satu tingkah laku itu begitu mencolok dan sangat berbeda dengan tingkah
laku umum (biasa pada umumnya), maka kita akan menyebutnya sebagai abnormal
(Kartini kartono, 2000 :6-7)
Sehat dan normal seringkali
digunakan makna yang sama. Normal mengandung beberapa pengertian. Survei yang
dilakukan Offer dan Sabsiro ditemukan lima pengertian normalitas yaitu
1. Tidak
adanya gangguan atau kesakitan
2. Keadaan
yang ideal atau keadaan mental yang positif
3. Normal sebagai rata-rata pengertian statistik
4. Diterima secara sosial
5. Proses
berlangsung secara wajar, terutama dalam tahapan perkembangan. (korchin, 1976)
B.
Perilaku abnormal pada anak
Pribadi abnormal
pada umumnya dihinggapi gangguan mental, baik yang tunggal atau pun yang ganda,
dengan kelainan-kelainan atau abnormalitas pada mentalnya, selalu diliputi
banyak konflik batin, jiwanya miskin atau tidak stabil, tidak punya perhatian
pada lingkungan sekitar, terpisah hidupnya dari masyarakat, dan selalu merasa
gelisah, takut, biasanya mereka itu pun suka sakit-sakitan.
Ciri Yang Menentukan
Abnormal
1.
Perilaku yang tidak biasa
Perilaku yang tidak biasa disebut abnormal
.
2. Perilaku
yang tidak dapat diterima secara social atau melanggar norma sosial.
Setiap masyarakat memiliki norma – norma
menentukan jenis perilaku yang dapat diterima dalam beragam konteks tertentu.
Perilaku yang dianggap normal dalam satu budaya mungkin dianggap abnormal dalam
budaya lain.
3.
Persepsi atau tingkah laku yang salah
terhadap realitas
Biasanya sistem sensori dan proses kognitif
memungkinkan kita untuk membentuk representasi mental yang akurat tentang
lingkungan sekitar.
4.
Orang – orang tersebut berada dalam
stress personal yang signifikan
Kondisi stress personal yang diakibatkan
oleh gangguan emosi seperti kecemasan, ketakutan atau depresi. Namun terkadang
kecemasan dan depresi merupakan respon yang sesuai dengan situasi tertentu.
5.
Perilaku maladaptive
Perilaku yang menimbulkan ketidakbahagiaan
dan membatasi kemampuan kita untuk berfungsi dalam peran yang diharapkan.
6.
Perilaku Berbahaya
Perilaku yang menimbulkan bahaya bagi
orang itu sendiri atau orang lain.
Fakto
yang mempengaruhi perilaku abnormal dapat digolongkan sedikitnya menjadi tiga
yaitu:
Faktor
Biologis
Adalah
berbagai keadaan biologis atau jasmani yang dapat menghambat perkembangan
ataupun fungsi pribadi dalam kehidupan
sehari – hari seperti
1.
Cacat Fisik
2.
kelainan gen,
3.
kurang gizi
4.
, penyakit dsb.
Pengaruh –
pengaruh faktor biologis lazimnya bersifa menyeluruh. Artinya mempengaruhi
seluruh aspek tingkah laku, mulai dari kecerdasan sampai daya tahan terhadap
stress.
Faktor
– faktor psikososial
1.
Trauma Di Masa Kanak – Kanak
Trauma
psikologis yang dialami pada masa kanak – kanak cenderung akan terus dibawa
sampai ke masa dewasa.
2. Deprivasi
Parental
misalnya:1.
Dipisahkan dari orang tua dan dititipkan di panti
asuhan, 2. Kurangnya perhatian dari pihak orang tua kendati tinggal bersama
orang tua di rumah.
3. Hubungan
orang tua – anak yang patogenik
Hubungan patogenik adalah hubungan yang
tidak serasi, dalam hal ini hubungan antara orang tua dan anak yang berakibat
menimbulkan masalah atau gangguan tertentu pada anak
4. Struktur
keluarga yang patogenik
Ada
empat struktur keluarga yang melahirkan gangguan pada para anggotanya:
a.
Keluarga
yang tidak mampu mengatasi masalah sehari-hari.
Kehidupan keluarga karena berbagai macam
sebab seperti tidak memiliki cukup sumber atau karena orang tua tidak memiliki
pengetahuan dan keterampilan secukupnya .
b.
Keluarga yang antisosial
Keluarga yang menganut nilai – nilai yang
bertentangan dengan masyarakat luas
c.
Keluarga yang tidak akur dan keluarga
yang bermasalah
d.
Keluarga yang tidak utuh
Keluarga dimana ayah / ibu yang tidak
ada di rumah, entah
karena sudah meninggal atau sebab lain seperti perceraian, ayah memiliki dua
istri dll.
5. Stress
Berat
Stress adalah keadaan yang menekan khususnya secara
psikologis. Keadaan ini dapat ditimbulkan oleh berbagai sebab, seperti :
a. Frustasi
yang menyebabkan hilangnya harga diri
b. Konflik
nilai
c. Tekanan
kehidupan modern
Faktor
– Faktor Sosiokultural
Meliputi keadaan
obyektif dalam masyarakat atau tuntutan dari masyarakat yang dapat berakibat
menimbulkan tekanan dalam individu dan selanjutnya melahirkan berbagai bentuk
gangguan seperti :
a.
Suasana
perang dan suasana kehidupan yang diliputi oleh kekerasan,
b.
Terpaksa
menjalani peran social yang berpotensi menimbulkan gangguan, seperti menjadi
tentara yang dalam peperangan harus membunuh.
c.
Menjadi
korban prasangka dan diskriminasi berdasarkan penggolongan tertentu seperti
berdasarkan agama, ras, suku dll
DAFTAR PUSTAKA
King, Laura A.,
2010. Psikologi Dasar, Jakarta : Salemba Humanika
Nevid, Jeffrey S.,
dkk. 2005. Psikologi Abnormal, Edisi ke 5. Jakarta: PT. Gramedia